Dinas Kesehatan Dorong Inovasi “Anting Naga” untuk Tekan Angka Stunting di Pasuruan

F Puskesmas Ambal Ambil 997525603

Pasuruan,kabar99news.com,– Stunting masih menjadi salah satu problem kesehatan yang menjadi momok di Indonesia. Kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis pada balita ini bahkan mendapat perhatian khusus dari Kementerian Kesehatan RI.

Pasalnya, stunting berdampak serius terhadap tumbuh kembang anak di masa depan. Tak hanya menghambat pertumbuhan fisik, stunting juga dapat memengaruhi kecerdasan dan daya saing anak ketika dewasa.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting nasional tercatat 19,8 persen. Angka ini turun dari 21,5 persen pada 2023. Namun, masih ada pekerjaan rumah, sebab target pemerintah pada 2024 adalah menekan prevalensi stunting hingga di bawah 14 persen.

Di Jawa Timur, penurunan cukup signifikan terlihat. Angka stunting berhasil ditekan dari 17,7 persen pada 2023 menjadi 14,7 persen di tahun 2024. Sementara di wilayah Puskesmas Ambal Ambil, Kecamatan Kejayan, angka stunting turun dari 5,9 persen menjadi 5,3 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan, drg.an Latifah,menyampaikan apresiasinya atas upaya yang dilakukan Puskesmas Ambal Ambil dalam menekan angka stunting melalui berbagai inovasi. “Stunting tidak bisa ditangani dengan cara biasa. Harus ada inovasi, kolaborasi, dan pemberdayaan masyarakat. Salah satunya yang patut diapresiasi adalah program Anting Naga yang digagas Puskesmas Ambal Ambil,” jelasnya.

Anting Naga merupakan kepanjangan dari Penurunan Stunting melalui Tanaman Obat Keluarga. Program ini menyasar masyarakat secara langsung, dengan memberikan sosialisasi pencegahan stunting sekaligus praktik pemanfaatan tanaman obat keluarga.

“Kami melakukan demonstrasi pembuatan jamu tradisional yang berkhasiat meningkatkan nafsu makan anak, sekaligus memperkenalkan alternatif minuman sehat dari bahan alami. Harapannya, masyarakat dapat mandiri dalam menjaga kesehatan dan gizi anak,” terang dr. I Wayan Suarka, Kepala UOBF Puskesmas Ambal Ambil.

Program ini tidak berjalan sendiri. Berbagai pemegang program turut dilibatkan, mulai dari program gizi, kesehatan tradisional, promosi kesehatan, kesehatan lingkungan hingga dukungan lintas sektor.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan menegaskan, kolaborasi ini merupakan kunci untuk mencapai target nasional penurunan stunting. “Kami berharap program seperti Anting Naga bisa menjadi role model dan direplikasi di wilayah lain. Karena kunci penurunan stunting adalah kerjasama, mulai dari tenaga kesehatan, pemerintah, hingga masyarakat,” pungkas Kadinkes.(Adf)

Leave a Reply

Kontak Pengaduan?